Rabu, 19 Oktober 2016

Realisasi Konversi IAIN Menjadi UIN




Realisasi Konversi IAIN menjadi UIN (resminya IAIN Walisongo menjadi UIN)
Edukasi– Setelah dinanti cukup lama akhirnya IAIN Walisongo Semarang telah resmi dilaunching sebagai UIN Walisongo Semarang pada Desember 2014. Perjalanan panjang dari hambatan hingga mendapat dukungan telah dialami IAIN sebelum menjadi UIN. Dalam perubahan tersebut, selain perubahan nomenklatur serta struktur lembaga, perubahan visi dan misi juga berubah. Para petinggi, karyawan, dan mahasiswa juga wajib memahami dan menjalankan misi yang ada, sehingga visi dapat tercapai dengan baik.

            Dr H Imam Taufiq, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu memaparkan bahwa sebenarnya sejak 16 Oktober 2014 menurut Peraturan Presiden RI No. 130 tahun 2014 Institut Aga Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang didukung dengan pernyatakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Lalu pada tanggal 19 Desember 2014 Presiden Joko Widodo akhirnya melaunching resminya IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang di istana kepresidenan. “Ketika nama UIN Walisongo sudah dilaunching tentunya semua struktur, system, symbol, dan hal-hal yang terkait dengan konversi perubahan itu kita arahkan menjadi UIN semua”, papar imam kepala lembaga penjamin mutu dengan serius. Salah satu langkah awal yang dilakukan adalah mengimplementasikan visi misi yang sudah dirancang untuk kemajuan UIN Walisongo. Salah satu langkah yang dilakukan ialah membuat sayembara pembuatan mars, hymne,  dan logo baru. Dengan adanya mars, hymene, dan logo baru maka UIN Walisongo memiliki kelengkapan prangkat fisik.

            Perjalanan IAIN Walisongo Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang tidaklah pendek. Sejak dua periode kepemimpinan IAIN oleh almarhum Khodri Aziziy, inisiasi ingin berubah menjadi UIN telah dilakukan. Sampai pada pimpinan Prof. Jamil, pengajuan IAIN menjadi UINpun telah siap. Namun pengajuan ini mengalami banyak hambatan, seperti kebijakan yang diambil oleh mentri Pendidikan Maftuh Basuni, selama masa jabatannya beliau hanya membolehkan dua IAIN yang berkonversi menjadi UIN. Adanya keinginan yang kaut dari beberapa IAIN untuk menjadi UIN, banyak IAIN yang mengajukan negosiasi hingga ada 5 IAIN yang lolos menjadi UIN. Namun pada masa pemerintahan ini IAIN Walisongo Semarang belum termasuk yang bisa berkonversi ke UIN.

            Pada masa kepemimpinan Prof Muhibbin segala persiapan yang jauh lebih matang juga terus dilakukan. “Modal dosen eksak sudah 1%, perluasan tanah waktu itu sudah mencapai 25 ha, sekarang kita sudah 40 ha, akademik sudah jalan dukungan cukup. Langkah menuju UIN ini, sudah melalui banyak persiapan dan alangkah dari konsolidasi internal, persiapan visi, menyamakan persepsi, sampai  menguatkan tata kelola.” Jelas laki-laki yang juga mengajar di fakultas Usuluddin ini ketika ditanya mengenai persiapan lanjutan ditahun 2013. “Hingga akhirnya pada 16 Oktober kemarin IAIN resmi menjadi UIN.” Tambahnya.
            Imam juga menyatakan bahwa kendala paling utama yaitu kebijakan pusat antara Kementerian Agama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika Menteri Pendidikan dijabat bapak Nuh, bapak direktur dirjen DIKTI Prof Joko, mengeluarkan moratorium (pemberhentian sementara) perubahan ke universitas. “Jadi saat ada moratorium, mengajukan seperti apapun tetap tidak bisa sampai moratorium itu dicabut. Jadi dulu sampai tahun April 2014 kita mengajukan lagi.”
Disamping Hambatan Ada Dukungan
            Dukungan pun banyak diterima IAIN Walisongo Semarang saat proses pengajuan. Pada masa bapak Bibit yang menjabat sebagai Walikota Semarang, beliau turut memberikan support hingga mengajukan rekomendasi pada kemendikbud agar IAIN segera dikonversi menjadi UIN. Selain itu, dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Kyai Daroji, Rektor UNDIP, serta Rektor UNNES juga ikut memberikan dukungan. Dari kalangan para ulama seperti Habib Lutfi,  hingga seluruh kyai-kyai pondok pesantren seluruh Jawa Tengah juga mensupport IAIN. “ Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan insan internal UIN, para profesor, dosen, anggota senat, para sivitas akademika. Karena menjadi UIN keterserapan mahasiswa akan banyak, maka kebermanfaatan makin banyak lagi.” Ungkap Imam dengan semangat.

Visi dan Misi UIN Walisongo
            Perubahan nama tentu diikuti segala kelengkapannya. Pihak kampus pun telah berusaha memberikan sosialisasi visi misi UIN yang baru melalui………….
UIN Walisongo telah melakukan pemetaan kebutuhan organisasi dan langkah strategis , serta menyusun kebutuhan-kebutuhan lembaga .Rektor UIN Walisongo Prof Dr H MuhibbinMAg mengatakan , rencana peluncuran UIN Walisongo dilakukan Presiden Joko Widodo dalam waktu dekat ini . ” Sebuah kabargembira bahwa akhir 2014 ini IAIN Walisongodisetujui transformasinya menjadi UIN.
Transformasi menjadi UIN ini sudah disetujuiPresiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebelum masa pergantian dengan presidenyang baru, Jokowi Widodo . Ini merupakan
tonggak bagi pengembangan kelembagaandan program studi di UIN Walisongo ,” jelasnya , kemarin.Dikatakan, perubahan tersebut sebelumnyajuga atas usulan Menteri Agama melaluiSurat Nomor MA /88/2014 . BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggidan Pengelolaan Perguruan Tinggi . Perubahan status IAIN menjadi UIN harusdilakukan melalui Peraturan Presiden .
Menurut Muhibbin , transformasi tersebut didahului dengan dipilihnya UIN Walisongo
sebagai penerima proyek IslamicDevelopment Bank ( IsDB ) . Pemerintah RI membuka pintu bagi perguruan tinggi untukmengembangkan diri , baik secara fisik maupun kelembagaan, melalui pinjaman IsDByang ditanggung oleh pemerintah pusat .
” Dengan bekal kepercayaan tersebut, UINWalisongo telah memulai penyediaan lahan
untuk pembangunan gedung perkantoranbaru, ruang kelas baru, laboratorium terpadu , training center, observatorium falak, dan enam ruang perpustakaan tambahan,” jelasnya. Program Pelatihan Sementara itu untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dibidang kepemimpinan dan manajemen UIN Walisongo, rektorat menggelar trainingprogram bagi dosen dan pegawai, dibeberapa negara, di antaranya Australia, Belanda, USA, Thailand, Filipina, dan lainnya. Peserta mendapat materi tentangmanajemen dan kepemimpinan, di antaranyatentang challenges in education towards the realization of ASEAN Comunity 2015, developing a strategic planing framework for educational organizations, educationalexcellence through accreditation and quality management, educational transformationtrough leadership, dan team work building for enhanced productivity and effectiveness. Terakhir, satu hal yang paling penting setelah menjadi UIN Walisongo adalahmasalah kurikulum. Ini juga menjadi hal penting untuk dipersiapkan dan dimatangkan. Terobosan yang dilakukan adalah dengan me- review isi kurikulum yang diselaraskandengan visi misi lembaga. ” Kurikulum juga harus didesain sesuai standar nasionalpendidikan ( SNP ) dan kerangka kualifikasi nasional Indonesia ( KKNI), ” jelas Muhubbin.
Salatiga – Perubahan Instutut Agama Islam (IAIN) menjadi Uiniversitas (UIN) Walisongo secara otomatis akan berakibat perubahan nomenklatur serta struktur lembaga. Oleh karena itu pembuatan dan pengesahan statuta yang baru menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
“UIN Walisongo yang sudah lama kita tunggu telah ditandatangani oleh Presiden, maka diperlukan hal-hal yang pokok untuk segera disusun, seperti ortaker baru yang akan segera diusulkan untuk diterbitkan dalam PMA” jelas Kepala Biro AUAK UIN Walisongo, Priyono, M Pd saat memberikan sambutan dalam acara workshop pemetaan kebutuhan organisasi yang diselenggarakan  Sabtu (9/11) di hotel Grand Wahid Salatiga.
Acara yang dihadiri oleh para pejabat dan guru besar di lingkungan UIN Walisongo ini dibuka oleh Wakil Rektor II, Dr H Ruswa MA. Dalam sambutannya Dr Ruswan mengajak kepada seluruh pejabat dan keluarga besar UIN Walisongo untuk menciptakan lembaga menjadi lebih berkwalitas tinggi dan mempunyai arah yang jelas, sehingga memerlukan pengelolaan secara profesional.
Menurutnya walaupun penandatanganan perpres perubahan menjadi UIN Walisoongo termasuk yang belakang, tetapi jangan sampai menjadi Perguruan Tinggi yang terbelakang. “Kita harus menciptakan kondisi UIN menjadi lebih baik dan lebih maju, jangan sampai sama dengan IAIN. Walaupun kita datang belakangan, jangan sampai menjadi terbelakang”. ungkapnya.
Senada dengan Dr Ruswan, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr H Imam Taufiq memaparkan bahwa untuk menyongsong UIN Walisongo menjadi lebih baik, maka diperlukan langkah-langkah strategis yang harus ditempuh, termasuk menyusun kebutuhan-kebutuhan lembaga dalam waktu dekat  untuk disampaikan ke kementerian pusat untuk segera ditindaklanjuti.
Sementara Kepala Biro Ortala Kementerian Agama Pusat, Dr Basidin Mizal, M.Pd  yang juga menjadi narasumber pada acara tersebut menyatakan siap untuk membantu dalam keseluruhan proses menuju kesempurnaan UIN Walisongo. “Saya akan selalu siap untuk membantu dalam  pengembangan Islam, termasuk memajukan UIN Walisongo” tegasnya.
Dia juga mengajak untuk terus mengembangkan UIN Walisongo menjadi lembaga yang besar yang dapat  memberikan pendidikan keagamaan yang baik kepada masyarakat, sehingga apapun disiplin ilmu yang diajarkan harus mempunyai landasan nilai keagamaan. Dia mencontohkan tokoh-tokoh Islam di masa lalu, disamping sebagai menjadi profesional  bidang tertentu,  tetapi juga ulama.
“Para pakar teknologi pada masa yang lalu adalah ulama, ahli kelautan juga ulama, ahli astronomi juga ulama dan masih banyak lagi, maka kita harus bisa menciptakan generasi seperti mereka”ajaknya.
Disamping itu, pria kelahiran Aceh ini juga mengingatkan untuk selalu melandasi pekerjaan dengan kerja keras, inovatif, tanggung jawab dan penuh keihlasan. Karena menurutnya dengan modal tersebut lembaga akan cepat berkembang menjadi maju dan besar.
Menanggapi kapan dilaksanakannya launching UIN Walisongo setelah ditandatanganinya perpres, dia menginformasikan akan dilaksanakan secepatnya, bahkan dia memberikan sinyal dalam bulan ini, namun mengenai tempatnya masih dalam pembahasan.
Sementara itu, Kabag Ortala Kementerian Agama Pusat, Drs H Afrizal Zain Msi, menjelaskan bahwa terkait penggunaan nama UIN Walisongo setelah ditandatanganinya perpres nomor 130 tahun 2014 dan belum dilaunchingnya UIN, menurutnya penggunaan nama itu sudah sah karena secara legal sudah disahkan. Hal ini telah dikonsultasikan dengan Menkumham. “Penggunaan nama UIN Walisongo sebelum dilaunching sudah sah, tidak melanggar aturan, karena sudah sah ditandatangani dan itu sudah kami konsultasikan dengan Menkumham” tegasnya.
            “Gedung direncanakan tahun 2015 ini sudah mulai proses lelang, siapa yang menangani pemborongnya itu. 2016 eksekusinya. Kebetulan gedung-gedung kita akan disupport oleh Islamic Development Bank. Nanti semuanya akan disentralkan dikampus 3.” Jawab pak Imam ketika ditanya tentang keberlanjutan kelengkapan fasilitas UIN Walisongo Semarang. Bahkan di dua tahun terakhir ini rekruitmen dosen semuanya untuk UIN, fakultas jurusan yang diterima hanya eksak.
            Diharapkan semua visi-visi dapat terwujud. Dalam waktu 5 tahun kedepan akselerasi IAIN ke UIN. UIN dapat menjadi riset ditingkat lokal/regional, 5 tahun berikutnya riset nasional, 5 tahun berikutnya riset internasional.
            “Hal yang perlu kita lakukan itu merubah mindset dari IAIN ke UIN, bukan hanya pimpinan, mahasiswa juga begitu, harus mengerti apa perubahannya bagaimana menjabarkan visi.” Tegas pak Imam tentang harapannya sebagai Ketua Lembaga Penjamin mutu untuk UIN dimasa mendatang.
            Selain support semua pihak, pemimpin yang mampu mengatur dengan baik juga dibutuhkan untuk UIN ke depannya. Setiap lapisan warga kampus mengetahui dan mampu menjalankan tanggung jawba masing-masing. Menyamakan persepsi pun juga sangat penting, komitmen bersama dengan berbasis misi pasti visi dapat terwujud.
            LPM sendiri juga akan menjalankan fungsinya sebagai lembaga yang menetapkan dan menjalankan standar mutu. “Tugas LPM membuat standar mutu, mengevaluasi, memonet (monitoring dan evaluasi), audit, apakah sudah tercapai mutu itu” Tutup Imam.

 


Latihan Nulis Berita Semester 3  Tahun 2013
Semarang, Kampus 2 UIN Walisongo





Tidak ada komentar:

Posting Komentar