Realisasi
Konversi IAIN menjadi UIN (resminya IAIN Walisongo menjadi UIN)
Edukasi– Setelah dinanti cukup lama akhirnya IAIN
Walisongo Semarang telah resmi dilaunching sebagai UIN Walisongo Semarang pada
Desember 2014. Perjalanan panjang dari hambatan hingga mendapat dukungan telah
dialami IAIN sebelum menjadi UIN. Dalam perubahan tersebut, selain perubahan
nomenklatur serta struktur lembaga, perubahan visi dan misi juga berubah. Para
petinggi, karyawan, dan mahasiswa juga wajib memahami dan menjalankan misi yang
ada, sehingga visi dapat tercapai dengan baik.
Dr H Imam Taufiq, Ketua Lembaga
Penjaminan Mutu memaparkan bahwa sebenarnya sejak 16 Oktober 2014 menurut
Peraturan Presiden RI No. 130 tahun 2014 Institut Aga Islam Negeri (IAIN)
Walisongo Semarang berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo
Semarang didukung dengan pernyatakan oleh presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lalu pada tanggal 19 Desember 2014 Presiden Joko Widodo akhirnya melaunching resminya IAIN Walisongo
Semarang menjadi UIN Walisongo Semarang di istana kepresidenan. “Ketika nama
UIN Walisongo sudah dilaunching tentunya semua struktur, system, symbol, dan
hal-hal yang terkait dengan konversi perubahan itu kita arahkan menjadi UIN semua”,
papar imam kepala lembaga penjamin mutu dengan serius. Salah satu langkah awal
yang dilakukan adalah mengimplementasikan visi misi yang sudah dirancang untuk
kemajuan UIN Walisongo. Salah satu langkah yang dilakukan ialah membuat
sayembara pembuatan mars, hymne, dan
logo baru. Dengan adanya mars, hymene, dan logo baru maka UIN Walisongo
memiliki kelengkapan prangkat fisik.
Perjalanan IAIN Walisongo Semarang
menjadi UIN Walisongo Semarang tidaklah pendek. Sejak dua periode kepemimpinan IAIN
oleh almarhum Khodri Aziziy, inisiasi ingin
berubah menjadi UIN telah dilakukan. Sampai pada pimpinan Prof. Jamil,
pengajuan IAIN menjadi UINpun telah siap. Namun pengajuan ini mengalami banyak
hambatan, seperti kebijakan yang diambil oleh mentri Pendidikan Maftuh Basuni, selama
masa jabatannya beliau hanya membolehkan dua IAIN yang berkonversi menjadi UIN.
Adanya keinginan yang kaut dari beberapa IAIN untuk menjadi UIN, banyak IAIN yang
mengajukan negosiasi hingga ada 5 IAIN yang lolos menjadi UIN. Namun pada masa
pemerintahan ini IAIN Walisongo Semarang belum termasuk yang bisa berkonversi
ke UIN.
Pada masa kepemimpinan Prof Muhibbin
segala persiapan yang jauh lebih matang juga terus dilakukan. “Modal dosen eksak
sudah 1%, perluasan tanah waktu itu sudah mencapai 25 ha, sekarang kita sudah
40 ha, akademik sudah jalan dukungan cukup. Langkah menuju UIN ini, sudah
melalui banyak persiapan dan alangkah dari konsolidasi internal, persiapan
visi, menyamakan persepsi, sampai menguatkan
tata kelola.” Jelas laki-laki yang juga mengajar di fakultas Usuluddin ini
ketika ditanya mengenai persiapan lanjutan ditahun 2013. “Hingga akhirnya pada
16 Oktober kemarin IAIN resmi menjadi UIN.” Tambahnya.
Imam juga menyatakan bahwa kendala
paling utama yaitu kebijakan pusat antara Kementerian Agama dengan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan. Ketika Menteri Pendidikan dijabat bapak Nuh, bapak
direktur dirjen DIKTI Prof Joko, mengeluarkan moratorium (pemberhentian
sementara) perubahan ke universitas. “Jadi saat ada moratorium, mengajukan
seperti apapun tetap tidak bisa sampai moratorium itu dicabut. Jadi dulu sampai
tahun April 2014 kita mengajukan lagi.”
Disamping Hambatan Ada
Dukungan
Dukungan pun banyak diterima IAIN
Walisongo Semarang saat proses pengajuan. Pada masa bapak Bibit yang menjabat sebagai
Walikota Semarang, beliau turut memberikan support hingga mengajukan
rekomendasi pada kemendikbud agar IAIN segera dikonversi menjadi UIN. Selain
itu, dukungan dari Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah Kyai Daroji,
Rektor UNDIP, serta Rektor UNNES juga ikut memberikan dukungan. Dari kalangan
para ulama seperti Habib Lutfi, hingga
seluruh kyai-kyai pondok pesantren seluruh Jawa Tengah juga mensupport IAIN. “
Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah dukungan insan internal UIN, para
profesor, dosen, anggota senat, para sivitas akademika. Karena menjadi UIN
keterserapan mahasiswa akan banyak, maka kebermanfaatan makin banyak lagi.”
Ungkap Imam dengan semangat.
Visi dan Misi UIN
Walisongo
Perubahan nama tentu diikuti segala
kelengkapannya. Pihak kampus pun telah berusaha memberikan sosialisasi visi
misi UIN yang baru melalui………….
UIN
Walisongo telah melakukan pemetaan kebutuhan organisasi dan langkah strategis ,
serta menyusun kebutuhan-kebutuhan lembaga .Rektor UIN Walisongo Prof Dr H
MuhibbinMAg mengatakan , rencana peluncuran UIN Walisongo dilakukan Presiden
Joko Widodo dalam waktu dekat ini . ” Sebuah kabargembira bahwa akhir 2014 ini
IAIN Walisongodisetujui transformasinya menjadi UIN.
Transformasi
menjadi UIN ini sudah disetujuiPresiden Susilo Bambang Yudhoyono
sebelum
masa pergantian dengan presidenyang baru, Jokowi Widodo . Ini merupakan
tonggak
bagi pengembangan kelembagaandan program studi di UIN Walisongo ,” jelasnya ,
kemarin.Dikatakan, perubahan tersebut sebelumnyajuga atas usulan Menteri Agama
melaluiSurat Nomor MA /88/2014 . BerdasarkanPeraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggidan Pengelolaan Perguruan Tinggi
. Perubahan status IAIN menjadi UIN harusdilakukan melalui Peraturan Presiden .
Menurut
Muhibbin , transformasi tersebut didahului dengan dipilihnya UIN Walisongo
sebagai
penerima proyek IslamicDevelopment Bank ( IsDB ) . Pemerintah RI membuka pintu
bagi perguruan tinggi untukmengembangkan diri , baik secara fisik maupun
kelembagaan, melalui pinjaman IsDByang ditanggung oleh pemerintah pusat .
”
Dengan bekal kepercayaan tersebut, UINWalisongo telah memulai penyediaan lahan
untuk
pembangunan gedung perkantoranbaru, ruang kelas baru, laboratorium terpadu , training
center, observatorium falak, dan enam ruang perpustakaan tambahan,” jelasnya. Program
Pelatihan Sementara itu untuk meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
dibidang kepemimpinan dan manajemen UIN Walisongo, rektorat menggelar
trainingprogram bagi dosen dan pegawai, dibeberapa negara, di antaranya
Australia, Belanda, USA, Thailand, Filipina, dan lainnya. Peserta mendapat
materi tentangmanajemen dan kepemimpinan, di antaranyatentang challenges in
education towards the realization of ASEAN Comunity 2015, developing a
strategic planing framework for educational organizations,
educationalexcellence through accreditation and quality management, educational
transformationtrough leadership, dan team work building for enhanced
productivity and effectiveness. Terakhir, satu hal yang paling penting setelah
menjadi UIN Walisongo adalahmasalah kurikulum. Ini juga menjadi hal penting untuk
dipersiapkan dan dimatangkan. Terobosan yang dilakukan adalah dengan me- review
isi kurikulum yang diselaraskandengan visi misi lembaga. ” Kurikulum juga harus
didesain sesuai standar nasionalpendidikan ( SNP ) dan kerangka kualifikasi
nasional Indonesia ( KKNI), ” jelas Muhubbin.
Salatiga
– Perubahan Instutut Agama Islam (IAIN) menjadi Uiniversitas (UIN) Walisongo
secara otomatis akan berakibat perubahan nomenklatur serta struktur lembaga.
Oleh karena itu pembuatan
dan pengesahan statuta yang baru menjadi kebutuhan yang sangat mendesak.
“UIN
Walisongo yang sudah lama kita tunggu telah ditandatangani oleh Presiden, maka
diperlukan hal-hal yang pokok untuk segera disusun, seperti ortaker baru yang
akan segera diusulkan untuk diterbitkan dalam PMA” jelas Kepala Biro AUAK UIN
Walisongo, Priyono, M Pd saat memberikan sambutan dalam acara workshop pemetaan
kebutuhan organisasi yang diselenggarakan
Sabtu (9/11) di hotel Grand Wahid Salatiga.
Acara
yang dihadiri oleh para pejabat dan guru besar di lingkungan UIN Walisongo ini
dibuka oleh Wakil Rektor II, Dr H Ruswa MA. Dalam sambutannya Dr Ruswan
mengajak kepada seluruh pejabat dan keluarga besar UIN Walisongo untuk
menciptakan lembaga menjadi lebih berkwalitas tinggi dan mempunyai arah yang
jelas, sehingga memerlukan pengelolaan secara profesional.
Menurutnya
walaupun penandatanganan perpres perubahan menjadi UIN Walisoongo termasuk yang
belakang, tetapi jangan sampai menjadi Perguruan Tinggi yang terbelakang. “Kita
harus menciptakan kondisi UIN menjadi lebih baik dan lebih maju, jangan sampai
sama dengan IAIN. Walaupun kita datang belakangan, jangan sampai menjadi
terbelakang”. ungkapnya.
Senada
dengan Dr Ruswan, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu, Dr H Imam Taufiq memaparkan
bahwa untuk menyongsong UIN Walisongo menjadi lebih baik, maka diperlukan
langkah-langkah strategis yang harus ditempuh, termasuk menyusun
kebutuhan-kebutuhan lembaga dalam waktu dekat
untuk disampaikan ke kementerian pusat untuk segera ditindaklanjuti.
Sementara
Kepala Biro Ortala Kementerian Agama Pusat, Dr Basidin Mizal, M.Pd yang juga menjadi narasumber pada acara
tersebut menyatakan siap untuk membantu dalam keseluruhan proses menuju
kesempurnaan UIN Walisongo. “Saya akan selalu siap untuk membantu dalam pengembangan Islam, termasuk memajukan UIN Walisongo”
tegasnya.
Dia
juga mengajak untuk terus mengembangkan UIN Walisongo menjadi lembaga yang
besar yang dapat memberikan pendidikan
keagamaan yang baik kepada masyarakat, sehingga apapun disiplin ilmu yang
diajarkan harus mempunyai landasan nilai keagamaan. Dia mencontohkan
tokoh-tokoh Islam di masa lalu, disamping sebagai menjadi profesional bidang tertentu, tetapi juga ulama.
“Para
pakar teknologi pada masa yang lalu adalah ulama, ahli kelautan juga ulama,
ahli astronomi juga ulama dan masih banyak lagi, maka kita harus bisa
menciptakan generasi seperti mereka”ajaknya.
Disamping
itu, pria kelahiran Aceh ini juga mengingatkan untuk selalu melandasi pekerjaan
dengan kerja keras, inovatif, tanggung jawab dan penuh keihlasan. Karena
menurutnya dengan modal tersebut lembaga akan cepat berkembang menjadi maju dan
besar.
Menanggapi
kapan dilaksanakannya launching UIN Walisongo setelah ditandatanganinya
perpres, dia menginformasikan akan dilaksanakan secepatnya, bahkan dia
memberikan sinyal dalam bulan ini, namun mengenai tempatnya masih dalam pembahasan.
Sementara
itu, Kabag Ortala Kementerian Agama Pusat, Drs H Afrizal Zain Msi, menjelaskan
bahwa terkait penggunaan nama UIN Walisongo setelah ditandatanganinya perpres
nomor 130 tahun 2014 dan belum dilaunchingnya UIN, menurutnya penggunaan nama itu
sudah sah karena secara legal sudah disahkan. Hal ini telah dikonsultasikan
dengan Menkumham. “Penggunaan nama UIN Walisongo sebelum dilaunching sudah sah,
tidak melanggar aturan, karena sudah sah ditandatangani dan itu sudah kami
konsultasikan dengan Menkumham” tegasnya.
“Gedung direncanakan tahun 2015 ini
sudah mulai proses lelang, siapa yang menangani pemborongnya itu. 2016
eksekusinya. Kebetulan gedung-gedung kita akan disupport oleh Islamic
Development Bank. Nanti semuanya akan disentralkan dikampus 3.” Jawab pak Imam
ketika ditanya tentang keberlanjutan kelengkapan fasilitas UIN Walisongo
Semarang. Bahkan di dua tahun terakhir ini rekruitmen dosen semuanya untuk UIN,
fakultas jurusan yang diterima hanya eksak.
Diharapkan semua visi-visi dapat terwujud.
Dalam waktu 5 tahun kedepan akselerasi IAIN ke UIN. UIN dapat menjadi riset
ditingkat lokal/regional, 5 tahun berikutnya riset nasional, 5 tahun berikutnya
riset internasional.
“Hal yang perlu kita lakukan itu
merubah mindset dari IAIN ke UIN, bukan hanya pimpinan, mahasiswa juga begitu,
harus mengerti apa perubahannya bagaimana menjabarkan visi.” Tegas pak Imam
tentang harapannya sebagai Ketua Lembaga Penjamin mutu untuk UIN dimasa
mendatang.
Selain support semua pihak, pemimpin yang mampu mengatur dengan baik juga
dibutuhkan untuk UIN ke depannya. Setiap lapisan warga kampus mengetahui dan
mampu menjalankan tanggung jawba masing-masing. Menyamakan persepsi pun juga
sangat penting, komitmen bersama dengan berbasis misi pasti visi dapat terwujud.
LPM sendiri juga akan menjalankan
fungsinya sebagai lembaga yang menetapkan dan menjalankan standar mutu. “Tugas
LPM membuat standar mutu, mengevaluasi, memonet (monitoring dan evaluasi),
audit, apakah sudah tercapai mutu itu” Tutup Imam.
Latihan Nulis Berita Semester 3 Tahun 2013
Semarang, Kampus 2 UIN Walisongo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar