Jumat, 21 Oktober 2016

Sebuah Pengharapan

Menunggu Pesan darimu. Tak kunjung datang, tak sabar rasanya menanti datangnya pesan itu. Watsap, bbm, semua on dan masih menunggu pesan darimu. Sudah sehari tidak memberi kabar. Entah bagaimna keadaanmu disana. Yang pasti aku sudah tersihir. Tersihir oleh mu dan menjadi diriku yang beda dari biasanya. 

Taukah kau, jika ada laki-laki yang aku pilih hanyalah dirimu. Namun apakah engkau serius atau bercanda? Aku tak tau. Karena aku tak pernah tau bagaimna sebenarnya. Engkau bilang akan mementaskan diri terlebih dahulu sebelum meminangku bukan? Ah, kita masih sama-sama berjuang. Mari saling menyemangati. Apapun yang terjadi di belakang biarlah berlalu. Itu hanya arsip yang perlu di tata hanya pada tempatnya. Tak untuk di ungkit. Maafkan diriku kalau sering sekali aku cerita yang tidak kamu senangi. Tapi kamu diam saja, malah mengajakku tertawa. Oh, entahlah kamu kecewa denganku atau tidak. kecewa atas kecerewetanku. 

Hari hari ini dan hari ke depan serasa masih panjang. Kita punya planning masing-masing, kita susun bersama planing itu. Soal keadaan dan hasil itu sesuai atau tidak dengan rencana, bukan lagi kita yang menentukan. Sang Maha Pencipta the best crator, planning, dan tau mana yang terbaik untuk kita jalani. :). Itu bukan yang selalu kamu bilang ke aku? selesaikan semua jawab, persoalan benar atau salah dan hasilnya berapa itu sudah tidak kita yang mentukan. kita hanya menerima. " Kalau semua hal berjalan sesuai dengan keinginan kita itu bagus,tapi jika tidak maka itu lebih bagus, tuhan yang menghendaki demikian" .

Katamu kita harus kejar mimpi kita dan pertanggungjawabkan mimpi kita. Karena mimpi membuat kita hidup dan ada. Masih ada harapan-harapan tuk hari esok. Trimakasih, sudah sering sekali aku repotkan, walaupun untuk sekedar meminta pertimbangan atau meminta bantuan. Kita masih bisa saling membantu bukan? Kamu baik. Jadi ku mohon jangan pernah berubah untuk diriku. Kamu yang selalu mengingatkan untuk sholat jamaah, disaat ku tak punya siapa-siapa yang mengingatkanku.  Kamu yang baik hati ke semua orang.

Kamu sudah tau bagaimna historis dari diriku. Aku juga baru belajar historis dirimu. Aku tak tau tuhan akan mempertemukan kita dan kamu benar-benar kiriman tuhan untukku atau tidak. Aku tak tau. Yang jelas manusia hanya bisa berrencana dan tuhan yang menentukan. Semoga kita sama-sama mensuport dalam hal kebaikan dan selalu berusaha untuk menjadi peribadi yang lebih baik lagi.

Semarang, 22 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar